Ketegangan China–Taiwan Memanas, Saling Tuduh Soal Serangan Siber
Ketegangan antara China dan Taiwan kembali meningkat setelah kedua pihak saling menuding dalam kasus serangan siber terhadap perusahaan teknologi di Provinsi Guangdong, China.
Pihak berwenang China menuduh serangan tersebut dilakukan oleh kelompok peretas asing yang didukung pemerintah Taiwan melalui Partai Progresif Demokratik (DPP). “Organisasi peretas luar negeri ini didukung oleh DPP, partai yang kini berkuasa di Taiwan,” demikian pernyataan resmi otoritas keamanan publik Guangdong, Rabu (28/5/2025).
Sebagai respons, Biro Keamanan Nasional Taiwan membantah keras tuduhan itu dan balik menuding Partai Komunis Tiongkok (CPC) sebagai dalang berbagai serangan siber global. Taiwan menilai tuduhan China sebagai upaya disinformasi untuk menutupi aktivitas peretasan mereka sendiri.
Baca Juga: Susul China, Korea Utara Mengkritik Keras Proyek Golden Dome Trump
“CPC memanipulasi informasi yang tidak akurat untuk membingungkan publik internasional dan mengalihkan perhatian dari aktivitas peretasan mereka,” tegas Biro Keamanan Nasional Taiwan dalam pernyataan resmi dikutip dari Reuters.
Media pemerintah China, Xinhua, menyebut penyelidikan menunjukkan jaringan peretas tersebut telah menargetkan sistem di lebih dari 10 provinsi, termasuk sektor militer, energi, pembangkit listrik tenaga air, transportasi, dan pemerintahan. Meski begitu, para pakar menyebut teknik serangan tersebut terbilang kasar dan tidak canggih.
Baca Juga: Susul China, Korea Utara Mengkritik Keras Proyek Golden Dome Trump
Sebaliknya, Taiwan menuding Beijing telah lama melancarkan serangan siber secara sistematis terhadap infrastruktur penting Taiwan. Serangan itu termasuk pencurian dana, penyebaran hoaks, dan perang informasi yang bertujuan menciptakan instabilitas sosial.
“Partai Komunis Tiongkok sudah lama melakukan peretasan, pencurian dana dari Taiwan, menyebarkan hoaks, dan melancarkan perang informasi untuk merusak infrastruktur penting Taiwan serta menciptakan perpecahan di masyarakat,” ungkap otoritas keamanan Taiwan.
Ketegangan ini mencuat hanya beberapa hari setelah Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menandai satu tahun masa jabatannya. Dalam pidatonya, Lai menegaskan bahwa masa depan Taiwan hanya bisa ditentukan oleh rakyat Taiwan sendiri — sebuah sikap yang terus ditolak oleh Beijing yang mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
(责任编辑:综合)
- Hari Susu Sedunia 2024: Tema dan Sejarahnya
- 2025全球时尚管理专业排名院校汇总!
- Waspadai 5 Gejala Penyakit Tangan Kaki dan Mulut atau Flu Singapura
- 最新俄罗斯建筑大学排名介绍
- 3 Daun Penghancur Lemak yang Paling Jitu dan Cara Konsumsinya
- Soal Pidato Outsourcing Presiden Prabowo, Ini Tanggapan Menaker Yassierli
- 日本摄影留学有哪些好学校推荐?
- 选择困难症!平面设计留学到底该选择哪个国家?
- Bikin Bangga! Adnan
- Terkesima Jejak
- 纽约大学申请要求介绍
- Ma'ruf Amin Buka Suara Soal Manuver Menteri ke Jokowi: Silaturahmi atau Sinyal Politik?
- PLN Siagakan 43.493 Personel dan 17.633 Posko Jaga Pasokan Listrik Selama Iduladha 1446 H
- Aria Bima Pasang Badan Bela Jokowi Soal Isu Ijazah Palsu: Yang Gugat, Yang Buktikan!
- Tamu Ngumpet di Toilet, Kamar Hotel Diserbu Ngengat dan Ular Kobra
- Jokowi Sudah Kirim Surat 10 Capim KPK ke DPR
- Terkait Fasilitas Kredit ke Sritex, Begini Sikap Bank DKI Atas Penyidikan Kejagung
- 读景观设计的研究生到哪个国家留学好?
- Waketum PKB Ajak Generasi Muda Pilih Presiden yang Sehat, Tidak Pernah Stroke dan Tidak Emosian
- Golkar Gak Setuju PSBB Anies Baswedan, Alasannya...